Kisah Hujan (end)
Meninggalkan harum tanah basah yang ku sukai
Jejakmu masih ada
Memudar tapi masih terasa
Ingin aku akhiri
Tapi bagian mana yang mudah diakhiri
Bagian penantianku
Atau bagian rasaku
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Ruang Sempit, 11-03-2011
Indhiet Keynes
Kisah Hujan (part II)
Melantunkan setiap nada-nada cinta
Membawa rindu dan harapan
Menyampaikan semuanya kepada yang tertuju
Apakah rindu ini sampai padamu
Wahai kau yang telah hidup lama dihatiku
Apakah kau mendengar syair nada para peri
Yang membawakan rinduku
Apakah terbesit aku dihatimu sedikit saja
Tentang hari-hari yang dulu terlewati
Dan saat hujan bersama kita
Saat hujan seperti ini
Kisah Hujan (part I)
Sedikit mampu menghapus jejak2 tentangmu
Membawa begitu banyak kenangan yg tertinggal
Hingga hilang bersama derasnya
Serasa menembus setiap rongga hati yang dingin
Menghilangkan penat resah terasa
Menghadirkan kelegaan
Hujan sore ini
Sedikit mengingatkan tentangmu
Juga menghilangkan sakitnya mengingatmu
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Sedikit mampu menghapus jejak2 tentangmu
Membawa begitu banyak kenangan yg tertinggal
Hingga hilang bersama derasnya
Serasa menembus setiap rongga hati yang dingin
Menghilangkan penat resah terasa
Menghadirkan kelegaan
Hujan sore ini
Sedikit mengingatkan tentangmu
Juga menghilangkan sakitnya mengingatmu
Orang Tua
Hari-hari yang telah lalu sampai detik ini..
Takkan terlupakan..
Bahagia, sedih, senang, susah..
Setiap detik tentang ini tak mungkin kami lewati..
Tentang mereka..
Kasih sayang yang mereka berikan..
Pengorbanan yang mereka lakukan..
Untuk kami..
Mereka yang kami hormati..
Mereka yang kami sayangi..
Mereka yang selalu mengerti..
Mereka yang selalu ada..
Nasihat-nasihat yang mereka beri..
Harapan-harapan yang mereka inginkan..
Hanya untuk kebaikan kami sendiri..
Mereka..
Tak kenal lelah merawat kami..
Tak kenal lelah membimbing kami..
Memberi motivasi..
Mengajarkan yang tak kami mengerti..
Mengajarkan yang seharusnya kami tau..
Walaupun kadang tak jarang keluhan dari mulut kami menyakitinya..
Tapi tak pernah keluhan mereka menyakiti kami..
Setiap kata dari mereka indah bagi kami..
Semua kasih sayang mereka membahagiakan kami..
Merekalah harta kami..
Orang tua kami..
Sebuah Kesalahan
sejak saat aku membuatnya menangis...
aku masih teringat akan saat itu dimana aku melangkah berlalu membelakangi nya
sambil menahan inginku untuk kembali merangkulnya.
kini aku sadar...
aku lemah tanpanya...
aku sadar bahwa aku rapuh..
tapi ini takdir...
takdir dimana kita harus berpisah...
berat langkah kaki ini meninggalkannya...
perih rindu yang kubawa disetiap malam aku merasakannya...
hanya maaf yang aku punya untuknya...
sebait kalimat yg hanya bisa kuucap padanya...
"tetaplah tersenyum . . . dengan riang selimuti parasnya"
Aku bukan siapa-siapa
ku redakan setiap amarahmu
kutenangkan setiap kegalauanmu
namun kutetap Tak bisa menyentuh hatimu
ku coba selalu ada didekatmu
menghapus resahmu
menghilangkan wajah sedihmu
membuka pikiranmu
kalau semua akan baik-baik saja
namun saat ini kubutuh dirimu
kuingin kau luangkan waktu untukku
meski hanya 1 jam saja
tolong perlakukanku
seperti aku menghilangkan resahmu
menghilangkan sedihmu
menghilangkan amarahmu
aku tak sekuat yang kau kira
karena aku hanyalah manusia biasa
yang lemah dan tak berdaya
ketika masalah mendera
namun aku sadar
aku bukan siapa-siapa
aku tak berhak menuntut apa-apa
dan kamu tak punya kewajiban apapun
Biarlah ini hanya menjadi angan-anganku
Maafkan aku
Dunia aq gambarkan seakan tak berlubang
Mereka tak tahu apa yang terjadi
sungguh bukan itu...
Aq tak ingin berdusta
dan aq tak ingin menutupi
Aq hanya tak ingin mereka tahu
Aq takut mereka iba
karena itu akan membuatku rapuh
Maafkan aq yang tak ingin berbagi...!!
Seperti Yang Dulu

Jalan setapak itu, dengan rerumputan yang seolah tersenyum
Alang-alang yang bergoyang tertiup angin bagai lambaian tangan
Seperti menggodaku untuk menapakkan kaki seperti yang lalu
Entah telah kesekian kali aku harus melewati jalan ini, lagi
Nyeri merajam hati setiap aku lalui alurnya yang panjang
Ribuan bayang menyiksa jiwa di setiap langkah kaki
Suara gemerisik angin bak membawa kenangan masa silam
Semua berpadu dalam alunan sunyi yang menemani diri
Sepi temaram, tak kutemukan cahaya menerang
Kosong dan hampa, tak terlihat uluran tangan
Yang kurasa hanya sakit kian menusuk
Mengisi semakin sesak tak tertahankan
Wahai Yang Kuasa,
Bantulah aku seperti yang telah lalu
Kuatkan aku hingga habis kulewati jalan ini
Seperti dulu, untuk kesekian kali
Hai sahabat,
Temanilah aku untuk bangkit lagi
Seperti yang biasa kau lakukan dulu
Jangan kau tinggalkan aku sendiri, disini
Pergi
Ya, sedikit lagi
Akan sampai dimana tempatku berada ?
Dan saatnya yang seharusnya akan tiba ?
Kelak disaat aku tak lagi mengharap peduli
Disaat tak ada lagi keinginan untuk menanti
Hanya ada satu hening kesendirian
Lalu bersiap lagi lanjutkan pencarian
Kau telah pergi,
Akupun tak lagi peduli
Seperti halnya saat kau datang
Tak ada lagi yang harus terhutang
Selamat tinggal
for belia q
01-01-2011
Bayangan Hujan
Di langit kelam
Mendung mewarnai hari
Rintik hujan menguatkanku
Berlari...
Terhentak
Sejenak
Melamuni mimpi
Hanya ketidakpuasan terhadap realita
Kehancuran ini sampai akarnya
Dan terus
Hal yang sama terulang
Terlahir kembali sebagai manusia
Dari waktu ke waktu
Menjalankan gerobak kehidupan fana
Berlari...lagi
Tanpa tujuan dan kejelasan
Sajak Kerinduan
Kosong
Bukan karena kau malaikat
Maka aku tidak akan berpaling
Ketika sayapmu patah…
Aku menginginkanmu,
Bukan karena kau putih
Maka aku tidak akan beranjak
Ketika sucimu ternoda…
Aku membutuhkanmu,
Bukan karena kau matahari
Maka aku tidak akan terlelap
Ketika terangmu terbenam…
Aku menyayangimu,
Bukan karena satu dan seribu
Maka tidak ada alasan untuk meninggalkanmu
Sekalipun kau menjadi kosong…
SANG MAHASISWA

Mahasiswa Serba Sibuk
Semalam kubegadang.
Kerjakan tugas tiada makan.
Tugas kuselesaikan, lelah meradang.
Meradang emosi ini.
Tidur 2-3 jam sehari.
Bangun pagi esok hari.
Kantuk memaksa tuk tidur lagi.
Tubuh kaku, ngulet sejenak.
Segarkan emosi dan otak.
Tiada niat tuk mandi Tak mandi, timbul bau daki.
Satu dua gayung sabunan seadanya.
Shampoo tak ada, sunlight pun tak apa.
Kulangkahkan kaki dengan pasti.
Pagi cerah, hangat mentari.
Namun betapa kukecewa.
Dosen tak kunjung tiba.
Runtuh hati ini seketika.
Tapi apa daya?
Uang habis ilmu tak ada.
Hubungan Kita Suatu Persinggahan
Di sini kasih pernah berbunga
Tiada harum tiada warna
Di sini cinta pernah membara
Tanpa bara dan tanpa apinya
Begini yang ku rasa
Hidup kita berdua
Disini lamgit mendung selalu
Tiada cahaya menyinariku
Di sini aku tiada berdaya
Mengikuti kata tanpa bicara
Kerena engkau tahu
Aku tidak sepandan
Denganmu
Hubungan kita suatu persinggahan
Bukan pengabdian yang rela
Pemergianku kerena terpaksa
Demi hidup yang lebih sempurna
Anggaplah kehadiranku
Hanya satu persinggahan
Aku tidak menjanjikan
Mahligai impian
Sebagaimana kau harapkan
Biarlah jauh dari pandangan
Daripada dekat penuh siksa
Biar berduka biar merana
Dari sengketa sepanjang masa
Janganlah engkau harap
Ku menghantarkan diri
Nanti kau tahu artinya sepi
Bagaikan pisau mengiris hati
Nanti kau tahu artinya rindu
Bagai tertusuk duri sembilu
Batin akan tersiksa
Jiwa pasti merana
Olehnya
Sebelum Terlelap, 17 Oktober 2010