SEPOTONG KEBODOHAN

Karna kebodohan, kulakukan sebuah kesalahan
menyakiti perasaan seorang perempuan
karna kebodohan ia balas dengan kehancuran
menyakitiku dengan merusak masa depan

ada satu waktu di mana aku tak berdaya
terhanyut oleh problema
masalah hidup yang menggerogoti jiwa
hingga menautkan diri pada lain wanita

saat smua tlah berlalu
aku kembali seperti dulu
tanpa membawa angan masa lalu
tanpa pernah aku tahu
kalau itu menjadi benalu
yang bersarang dihatimu

Dendam atas penyelesaian problema
yang menggores dalam dada
membuatmu menduakan cinta
merusak masa depan yang tertata

kini...
semua tak bersisa
hanya puing puing realita
tempat aku terpuruk disana
hanya bisa memandangmu dahaga
membiarkan jiwa tersenyum lara
mendoakanmu semoga bahagia.

3 Tahun

"tiga tahun aku menunggu,
tiga tahun aku menanti,
tiga tahun aku merindu,
tiga tahun kemudian aku mati"

Aku, Kamu dan Kita

Segala pengorbananku sia sia
segala keberanianku musnah entah kemana
didepanmu aku terpekur
tak berdaya.....
segala cara aku lakukan
hanya demi mewujudkan sepercik harapan
akan hilangnya aku dan kamu
menjadikannya kita...

Namun smuanya musnah sudah
tersapu buaian senja
aku lara oleh deraan asmara
aku luka oleh hianat
aku tenggelam dalam dusta
dan cintamu terus mendua
aku musnah dalam cinta
tanpa mampu berkata kata......


padang, 12 oktober 2010

Karena Mata Hanyalah Mata

Karena mata hanyalah mata, melihat semua tanpa berbalut dusta
Hingga tiba segenggam hati membawa rasa, merabunkan mata mengaburkan fakta
Andai dulu mata ini tidak pernah memandangimu, tentu mata masih melihat kebenaran tanpa kepalsuan
Kau terlihat bagai setetes embun pagi oleh mata, tanpa cacat dan juga tanpa dosa
Mata telah tertutup halusinasi berwarna rasa, tak lagi ada kenyataan, cuma kemunafikan
Cahayamu terlalu menyilaukan bagi mata, yang tanpa sadar sampai menutupi segala kepalsuan

Karena mata hanyalah mata
, cinta hanya menjadi urusan rasa
Mata telah tertutup oleh rasa, mengubah pandangan akan cinta menjadi pandangan akan dirimu
Ya, hati ini yang sedang jatuh cinta kenapa mata ini yang tak pernah beristirahat?
Memandangmu ketika kau ada disekitarku, mencarimu ketika ku tak lagi melihatmu
Entah siapa yang bodoh, mungkin mata mungkin rasa, mungkin juga diriku
Yang pasti mata menikmati setiap gerakmu, menikmati setiap senyuman yang terlempar olehmu

Karena mata hanyalah mata, maka dusta hanyalah sekedar dusta
Ketika mata melihat dusta akan dirimu, semua terasa gelap, cahaya itu runtuh dan sirna
Mata tak sakit sendirian, ada telinga yang merasa dibohongi oleh bisikan rasa
Mulut juga muak akan setiap pujian yang dahulu terlontar untuk dirimu
Ah, menyesal kini setiap indra, terutama mata, karena ia yang berkerja pertama kali
Namun apa boleh dikata, karena mata hanyalah mata, bukan inginnya aku terluka

KAMU

pertama kali melihat kilauan matamu begitu indah
memuja memuja dan memuja
bahkan memujamu melebihi Tuhan,Terkutuk
aku berharap sebuah harapan
kau memberi secercah harapan
tapi pada akhirnya kau membanting harapanku didepan muka ku sendiri

kukubur semua harapan
berjanji tak membuka memori memuakan itu
berusaha membersihkan otakku yang terisi penuh memorimu
aku berhasil kembali ke jalan Tuhan,Alhamdulillah.

tapi kau memohon membuka lagi memori itu
aku berfikir sejenak
lalu aku terlena membukanya
kembali kau memberi harapan
kembali aku memujamu melebihi Tuhan,Untuk Kedua kalinya TERKUTUK
disaat aku percaya akan harapan kau kembali menghancurkannya,tak dapat ku tolelir.

tapi sayang aku sudah terlanjur berjanji mengirimkanmu robot agar kau tak kesepian.aku janji akan tepati,walaupun hatiku bisa mati oleh memorimu

Kesendirian

...Jangan dulu pejamkan matamu...
...saat kau masih mengingatku...
...ku lelaki yang kan melupakanmu...

...hentikan nafasku dari hidupmu...
...sungguh kurasakan kehilangan ini...
...masih kurindukan angan-angan ini...
...saat bersamamu...

...aku harapkan malam ini...
...aku mampu melupakanmu...
...saat ku bermimpi...
...menembus khayalku...

...ingin aku rasakan...
...kesendirian ini...
...biarlah kurasakan lelahku...
...yang tak lagi mencintaimu...

...kuatkan hatiku saatku melupakanmu...
...biarlah kurasakan yang tak ingin kurasakan...
...letih hati ini tak kan pernah terasa lagi...
...saat nanti kau tak kembali...


padang, 20 Oktober 2010

Senyuman Terpaksa

Senyum itu dipaksakan

Seolah merasakan keindahan

Senyum itu ditorehkan

Seolah unjuk kebolehan

Yang tak pernah terperikan

Seakan merasa kemenangan

Kemenangan yang ada

Dalam hayalan

Yang menaungi

Sebuah tangisan

Yang tak bisa meluap

Walau tsunami sekalipun menghadang

Senyuman itu bagai

Keringat dingin yang membanjiri

Tubuhnya

Keringat yang mewakili

Derai tangisan

Yang tak bisa ruah

Menyaksikan indahnya perdamaian

Cinta Sejati

Setelah kau berbagi dengan lain hati
Ku tetap bertahan dari kisah ini

Setelah dia pergi Berjuta emosi
Sempat padamkan bara di hati ini

Meski kau sakiti
Meski kau lukai
Meski kau khianati
Dan membunuh hati

Seribu luka lagi yang akan engkau beri
Aku tetap bertahan

Setelah air mata dan entah apa lagi
Yang akan mengalir dari raga ini

Setelah ku ber doa
Biarlah sang waktu
yang akan memaksa
keluluhan hatimu

Sampai ku berfikir untuk akhiri
namun aku tak mampu mendustai hati

Meski tak kau akui
Meski tlah kau ingkari
Namun hati ini
Tlah terkunci mati

Takkan tergantikan
slalu dihatiku
Ku menginginkan mu


padang, 11 November 2009


**Sudah Hampir Satu Tahun Catatan ini Bersembunyi di Facebook Indhiet Keynes
Ntah kenapa Aq berpikiran pagi ini ingin Ngeposting catatan ini di blog...!!

Langkah Kemenangan

Hari ini entah mengapa

Bumi ini terasa menyesakkan perjalananku

Membuatku ragu ‘tuk melangkah

Langit ini menghempaskan penglihatanku

Memaksaku larut dalam kekaburan

Biduk tak berpendayung ini

Serasa oleng terhempas gelombang

Yang ragu ‘tuk mencapai tepian

Apa arti semua ini?

Ada apa ini?

Tak tahan perasaan ini mulai mendidih

Hampir……tak terbangkitkan

Bibir bercerita tanpa suara

Membuatku bertambah heran

Tak tahan lagi

Akhirnya biduk mulai melangkah lagi

Mencapai tepian seberang sana

Mencari jawaban tuk melegakan

Dan semua ini mulai berharga

Pulau mulai kelihatan

Ombak mulai beriak

Bumi terasa dingin

Langit menebar pesona

Semua bahagia

Menyambut kemenanganku

Yang kutoreh

Dengan tinta ini

Mata Angin

Mungkin aku lahir

Tanpa bekal

Karena memang begitu

Mungkin aku “gede”

Tanpa harapan

Karena memang begitu

Mungkin aku lepaskan dunia

Tanpa isakan

Karena……..

Karena memang begitu

Aku berjalan pada tanah

Tanah yang retak

Aku teguk air

Air yang keruh

Aku sapa dunia

Dunia durjana yang angkuh

Lalu…….

Ke manakah arah mata anginku

Ke barat, timur, utara, ataukah

Selatan yang akan kutuju

Atau tidak sama sekali

Tuhan…..

Tolong aku dalam kegelapan ini

Kegelapan yang membara

Seakan hidupku hanya sia-sia

Manusia Bodoh

Begitu banyak kecanggihan

Yang kau lihat saban hari

Engkau hanya lihat saja

Dan tak bisa cegat

Semua yang iringi mudharat

Semua kau tatap

Seakan kau tak tegap

Walau dirimu kan tertancap

Namun, tak pernah berharap

Aku semakin tak mengerti

Begitu lugunya wajahmu

Berjuanglah……….

Kalahkan gerigi

Kalahkan pemukul

Kalahkan wajah beringas

Kalahkan kerakusan

Mengapa hanya bisu

Apa kau terpana

Seakan tak pernah lihat saja

Kalau pergi ke kota

Mungkin kau lebih tak bisa apa-apa

Kumpulkan daun hijaumu, ranting tajammu

Serta batang kokohmu

Basmi, agar burung siulkan gembira

Agar dirimu

Tak lagi terpana



Manusia Agung

Wahai manusai agung

Mengapa hening dalam kebisingan

Seakan tak tampak dirimu di sana

Bisakah kau mendengar

Sesaknya nafas di nadi ini

Merunduk dengan sangat, dengan pilu

Tapi……

Sinarmu seakan hilang di sana

Hingga kau tak sadar akan mereka

Padahal raja siang masih di singgasananya

Berada tepat di atasmu

Wahai manusia agung

Kemana gelombang perasaanmu

Mungkinkah terhempas ombak ke

Tengah lautan

Tersangkut di pulau Angsa Dua

Ada apa dengan dirimu?

Manusia dermawan

Apa mata hatimu takut terbuka?

Inilah Aku

Inilah aku...
sebuah tubuh yang tak lagi berarah
terombang ambing dan tak pernah mengalah
tak punya tujuan walau terus melangkah

inilah aku...
kepala yang selalu berfikir yang tak mengenal lelah
mengemban mata yang senantiasa melihat bak anak panah
menaungi telinga yang mendengar teriakan dan keluh kesah
hidung dan mulut yang senantiasa mencium dan membantah segala sumpah serapah

inilah aku..
tangan yang tak berhenti menjamah
memberi namun tak segan untuk memerah

inilah aku..
kaki yang hanya bisa melangkah
menginjak bilah-bilah mereka yang serakah

inilah aku..
inilah aku..

Disudut Kota Padang, 15 Oktober 2010

Kerinduan

Langkah silih berganti
Melalui hari yang sunyi
Tatkala butiran hujan menetes
Ketika dirimu ada didekatku
Semua mengalir apa adanya
Yang indah seutuhnya untukmu

Bukalah matamu, lihatlah diriku
Kau hadir disini
Kau mampu tenangkan aku
Kau hangatkan cintaku
Tulus tanpa memaksa dirimu

Kasih...
Dibatas kerinduanku
Kuingin kau tahu segalanya
Yang ada dalam jiwaku
Merindukan kehadiran dirimu
Pahami perasaan dan impian
Karna diriku mencintaimu


*****************************

Untukmu yang Masih Ku Rindu...!!

Hilang Nya Senyuman Itu

Satu Persatu Senyuman Indah itu hilang dan pergi meninggalkan q sendiri...
hari itu perasaan ini memang sangat terasa sakit tapi apa daya q...
q tak ada hak lagi...

Walau hanya sebentar saja...
Cinta mu sungguh membunuh q...

Salah...?? Siapa yg Salah...??
Aku,,, Kamu,,, Dia,,,??
Atau Siapa...??

Yang Salah itu mungkin Hati Kita berdua...
Kenapa kita bisa bertemu dan jatuh cinta...??

Aq Hanya Bisa Terima Apa Adanya...
Walaupun Hati Q memang Sangat Tersiksa dan Sangat Berat Untuk Melepasmu..

Dya yg Lebih Dahulu...
dya lah yg lebih mengerti dirimu...

walau hanya 16 hari...
Satu minggu pendekatan sama qm...
satu minggu lebih aku merajut cinta dengan mu...
Aku sangat Senang...
Aku sangat Bahagia...
dan memang aku sangat mencintaimu...

Hari ini...
Semua Hari2 Yang Kita Rasakan bersama...
Hanya Akan Tinggal Sebuah Kenangan...
Kenangan Yang Takkan Mungkin Lupa Dari Ingatan q...

Terima kasih Cinta...!!
Terima Kasih Sayang...!!



Padang, 05 - Oktober - 2010

Harapan Q

Bingkai Kenangan Tersimpan Dalam Hati Hingga Ku Tak Mampu Merajuk Nya...
Luka Q Yg Mendalam Biar Q Simpan Hingga Rasa ini Datang Kembali...
Denting Dawai Gitar Yg Akan Q Nyayikan...
Hanya Itu Yang Bisa Jadi Sebuah Senyuman...
Dengarkanlah...
Nyayian Jiwa Yg Q yg Tenggelam Menggubur Kenangan Yg Hitam Mengkekam...
Biarlah kan Q Simpan Hingga Senja Pun Datang...
Akan Q Dapatkan Cinta Yg Terang Di Hati...


For You
29 : 10 : 10